Info Terbaru 2022

Metode Pembelajaran Penugasan / Metode Resitasi

Metode Pembelajaran Penugasan / Metode Resitasi
Metode Pembelajaran Penugasan / Metode Resitasi
Tugas merupakan refleksi kehidupan. Setiap orang dalam hidupnya sehari-hari tak terlepas dari tugas-tugas yang seyogyanya dikembangkan dalam kehidupan di sekolah sebagai persiapan memasuki dunia kerja yang penuh denan berbagai tugas kelak. Sebab barang tentu tugas yang diberikan ialah yang berafiliasi dengan topic yang sedang dan atau dipelajarai.


A. Pengertian Metode Penugasan / Resitasi 

Salah satu metode yang dipakai dalam pembelajaran adalah metoderesitasi terstruktur. Imansjah Alipandie (1984:91) dalam bukunya yang berjudul “Didaktik Metodik Pendidikan Umum” mengemukakan bahwa :”Metode resitasi terstruktur ialah cara untuk mengajar yang dilakukan dengan jalan memberi tugas khusus kepada siswa untuk mengerjakan sesuatu di luar jam pelajaran. Pelaksanaannya bisa dirumah, diperpustakaan, dilaboratorium, dan hasilnya dipertanggungjawabkan.”

Menurud Sudirman. N, (1991:141). Pengertian metode penugasan/ resitasiadalah cara penyajian materi pelajaran di mana guru memberikan tugas tertentu semoga siswa melaksanakan acara belajar 

Sedangkan Slameto (1990:115) mengemukakan :Metode resitasi terstruktur ialah cara penyampaian materi pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan dalam rentangan waktu tertentu dan hasilnya harus dipertanggungjawabkan kepada guru. 

Dari uraian diatas sanggup disimpulkan bahwa metode resitasi terstruktur ialah pemberian tugas kepada siswa di luar jadwal sekolah atau diluar jadwal pelajaran yang pada kesudahannya dipertanggungjawabkan kepada guru yang bersangkutan.

Metode resitasi terstruktur merupakan salah satu pilihan metode mengajar seorang guru, dimana guru menawarkan sejumlah item tes kepada siswanya untuk dikerjakan di luar jam pelajaran. Pemberian item tes ini biasanya dilakukan pada setiap acara berguru mengajar di kelas, pada simpulan setiap pertemuan atau simpulan pertemuan di kelas.

Pemberian tugas ini merupakan salah satu alternatif untuk lebih menyempurnakan penyampaian tujuan pembelajaran khusus. Hal ini disebabkan oleh padatnya materi pelajaran yang harus disampaikan sementara waktu berguru sangat terbatas di dalam kelas. Dengan banyaknya acara pendidikan di sekolah dalam perjuangan meningkatkan mutu dan frekuensi isi pelajaran, maka sangat menyita waktu siswa utnuk melaksanakan acara berguru mengajar tersebut. Rostiyah (1991:32) menyatakan bahwa untuk mengatasi keadaan ibarat diatas, guru perlu memberikan tugas-tugas diluar jam pelajaran. Sumiati Side (1984:46) menyatakan bahwa pemberian tugas-tugas berupa PR memiliki efek yang positif terhadap peningkatan prestasi berguru Bahasa Indonesia.

Salah satu taktik berguru Bahasa Indonesiayang baik ialah memperbesar frekuensi pengulangan materi/ dengan memperbanyak latihan soal-soal sehingga menjadi suatu keterampilan yang sanggup melatih diri mendayagunakan pikiran.

Tampaknya pemberian tugas kepada siswa untuk diselesaikan di rumah, di laboratorium maupun diperpustakaan cocok dalam hal ini, lantaran dengan tugasini akan merangsang siswa untuk melaksanakan latihan-latihan atau mengulangi materi pelajaran yang gres didapat disekolah atau sekaligus mencoba ilmu pengetahuan yang telah dimilikinya, serta membiasakan diri siswa mengisi waktu luangnya di luar jam pelajaran. Dengan sendirinya telah berusaha memperdalam pemahaman serta pengertian wacana materi pelajaran. 

Teori Stimulus-Respon (S – R) mendukung dalam hal ini yaitu : Prinsip utama berguru ialah pengulangan. Bila S diberikan kepada obyek maka terjadilah R. Dengan latihan, asosiasi antara S dan R menjadi otomatis. Lebih sering asossosiasi antara S dan R dipakai makin kuatlah korelasi yang terjadi, makin jarang korelasi S dan R dipergunakan makin lemahlah korelasi itu (Herman Hudoyo, 1990 : 5).

Di dalam suatu kelas, tingkat kemampuan siswa cukup heterogen, sebagian sanggup eksklusif mengeri pelajaran hanya satu kali klarifikasi oleh guru, sebagian sanggup mengerti kalau diulangi dua atau tiga kali materinya dan sebagian lagi gres sanggup mengerti sesudah diulangi di rumah atau bahkan tidak sanggup mengerti sama sekali.

Umumnya seorang guru mengatur kecepatan mengajarnya sesuai dengan keadaan rata-rata siswa dengan beberapa adaptasi terhadap yang kurang bisa ataupun yang dianggap pandai. Walaupun demikian kemungkinan sebagian besar siswa cara belajarnya belum sesuai benar, bagi mereka masa berguru di kelas merupakan ajang untuk memulai materi. Pemberian tugas-tugas untuk diselesaikan di rumah, diperpustakaan maupun di laboratorium akan menawarkan kesempatan untuk berguru aktif yang sesuai dengan irama kecepatan belajarnya. Hal ini merupakan pengalaman berguru yang sejati bagi individu yang bersangkutan.

Memberikan tugas-tugas kepada siswa berarti memberi kesempatan untuk mempraktekkan keterampilan yang gres saja mereka dapatkan dari guru disekolah, serta menghafal dan lebih memperdalam materi pelajaran. Peranan penugasan kepada siswa sangat penting dalam pengajaran, hal ini dijelaskan oleh I. L. Pasaribu :Metode tugas merupakan suatu aspek dari metode-metodemengajar. Karena tugas-tugas meninjau pelajaran baru, untuk menghafal pelajaran yang sudah diajarkan, untuk latihan-latihan, dengan tugas untuk mengumpulkkan bahan, untuk memecahkan suatu duduk kasus dan seterusnya (I. L. Pasaribu, 1986:108)

Dalam memberikan tugas kepada siswa, guru diharuskan menyelidiki dan memberi nilai. Rostiyah (1991:113) mengemukakan bahwa dengan mengevaluasi tugas yang diberikan kepada siswa, akan memberi motivasi berguru siswa.


Adapun prosedur metode resitasi terstruktur yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pengajaran antara lain : memperdalam pengertian siswa terhadao pelajaran yang telah diterima, melatih siswa ke arah berguru mandiri, sanggup membagi waktu secara teratur, memanfaatkan waktu luang, melatih untuk menemukan sendiri cara-cara yang sempurna untuk menyelesaikan tugas dan memperkaya pengalaman di sekolah melalai acara di luar kelas (Sri Anitah Wiryawan, 1990:30).

Selanjutnya, metode resitasi terstruktur ini dianggap efektif Imansyah Alipandie kalau hal-hal berikut ini sanggup dilaksanakan yaitu : merumuskan tujuan khusus yang hendak dicapai, tugas yang diberikan harus jelas, waktu yang disediakan untuk menyelasaikan tugas harus cukup (Imansyah Alipandie, 1984:93). Sudirman (1992:145) dalam bukunya yang berjudul “Ilmu Pendidikan” langkah-langkah yang ditempuh dalam pendekatan pelaksanaan metode resitasiterstruktur yaitu :
  1. Tugas yang diberikan harus jelas
  2. Tempat dan usang waktu penyelesaian tugas harus jelas.
  3. Tugas yang diberikan terlebih dahulu dijelaskan/diberikan petunjuk yang jelas, semoga siswa yang belum bisa memahami tugas itu berupaya untuk menyelesaikannya.
  4. Guru harus menawarkan bimbingan utamanya kepada siswa yang mengalami kesulitan berguru atau salah arah dalam mengerjakan tugas.
  5. Memberi dorongan terutama bagi siswa yang lambat atau kurang berangasan mengerjakan tugas (Sudirman, 1992 : 145)


B. Kelebihan Metode Penugasan / Resitasi:

Kelebihan dari metode penugasan adalah:
  1. Tugas lebih merangsang siswa untuk untuk berguru lebih banyak , baik pada waktu di kelas maupun di luar kelas.
  2. Metode ini sanggup menyebarkan kemandiria siswa yang diharapkan kehidupan kelak.
  3. Tugas dapat lebih meyakinkan wacana apa yang dipelajari dari guru, lebih memperdalam , memperkaya atau memperluas pandangan wacana apa yang dipelajari.
  4. Tugas dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengolah sendiri imformasi dan komunikasi.
  5. Metode ini sanggup menciptakan siswa berangasan dalam berguru lantaran acara berguru dilakukan dengan aneka macam variasi sehingga tidak membosankan. (Sudirman Dkk, 1991 : 142 ).

Metode resitasi terstruktur memiliki kelebihan dan kelemahan dalam proses berguru mengajar. Adapun kelebihan metode resitasi terstruktur ialah anak menjadi terbiasa mengisi waktu luangnya, memupuk rasa tanggung jawab, melatih anak berfikir kritis, tekun, ulet dan rajin. 

Sedangkan kelemahan metode resitasi terstruktur antara lain : tidak jarang pekerjaan yang ditugaskan itu diselesaikan dengan jalan meniru, lantaran perbedaan individual anak tugas diberikan secara umum mungkin beberapa orang diantaranya merasa sukar sedang yang lain merasa gampang menyelesaikan tugas itu dan apabila tugassering diberikan maka ketenangan mental pada siswa terpengaruh (Imanjah Alipandie, 1984:92)


C. Kekurangan dari Metode Resitasi

Kekuarangan dari metode penugasan/resitasi:
  1. Siswa sulit dikontrol, apa benar mengerjakan tugas ataukan orang lain
  2. Tidak gampang memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa.
  3. Sering memberikan tugas yang monoton, sehingga membosankan

Dalam memberikan tugas yang baik, guru hendaklah memperhatikan dan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Materi tugas yang diberikan atau pekerjaan yang perlu diselesaikan oleh siswa harus jelas.
  2. Tujuan tugas yang diberikan akan lebih baik apabila dijeaskan kepada siswa
  3. Apabila tugas kelompok , sebaiknya ada ketua dan anggota kelompok sesuai dengan kebuituhan semoga ada yang bertanggung jawab
  4. Tempat dan usang waktu penyelesaian tugas hendaknya jelas.

Advertisement

Iklan Sidebar