Info Terbaru 2022

Triangulasi Dan Validitas Penelitian Kualitatif

Triangulasi Dan Validitas Penelitian Kualitatif
Triangulasi Dan Validitas Penelitian Kualitatif
Triangulasi ialah metode yang dipakai dalam penelitian kualitatif untuk menyidik dan tetapkan validitas dengan menganalisa dari banyak sekali perspektif.

Validitas dalam penelitian kuantitatif dilihat menurut akurasi sebuah alat ukur yaitu instrumen. Validitas dalam penelitian kualitatif mengacu pada apakah temuan penelitian secara akurat mencerminkan situasi dan didukung oleh bukti.

Triangulasi merujuk pada konsistensi suatu penelitian. Tapi Patton (2001) memperingatkan bahwa inkonsistensi sebuah analisis dihentikan dilihat sebagai kelemahan bukti, tetapi kesempatan untuk mengungkap makna lebih dalam data.

Miles dan Huberman (1984) mempunyai cara yang baik untuk menjelaskan bagaimana triangulasi bekerja secara kongkrit dalam sebuah penyelidikan terhadap sebuah teka-teki:
"Detektif melibatkan instrumentasi rumit. Ketika detektif amasses sidik jari, sampel rambut, alibi, saksi mata dan sejenisnya, perkara yang dibangun mungkin cocok pada satu dugaan atau lebih. Berbagai jenis pengukuran yang menyediakan verifikasi berulang."

Ada 4 jenis penyajian triangulasi sebagai berikut:

1. Triangulasi Data (Data Triangulation)

Peneliti memakai banyak sekali jenis sumber data dan bukti dari situasi yang berbeda. Ada 3 sub jenis yaitu orang, waktu dan ruang.
  • Orang, data-data dikumpulkan dari orang-orang berbeda yang melaksanakan kegiatan sama.
  • Waktu, data-data dikumpulkan pada waktu yang berbeda.
  • Ruang, data-data dikumpulkan di daerah yang berbeda.

Bentuk paling kompleks triangulasi data yaitu menggabungkan beberapa sub-tipe atau semua level analisis. Jika data-data konsisten, maka validitas ditegakkan.

2. Triangulasi Antar-Peneliti (Multiple Researchers)

Melibatan beberapa peneliti berbeda dalam proses analisis. Bentuk kongkrit biasanya sebuah tim penilaian yang terdiri dari rekan-rekan yang menguasai metode spesifik ke dalam Focus Group Discussion (FGD).

Triangulasi ini biasanya memakai profesional yang menguasai teknik spesifik dengan keyakinan bahwa hebat dari teknik berbeda membawa perspektif berbeda. Jika setiap evaluator menafsirkan sama, maka validitas ditegakkan.

3. Triangulasi Teori (Theory Triangulation)

Penggunaan banyak sekali perspektif untuk menafsirkan sebuah set data. Penggunaan bermacam-macam teori sanggup membantu menunjukkan pemahaman yang lebih baik ketika memahami data. Jika bermacam-macam teori menghasilkan kesimpulan analisis sama, maka validitas ditegakkan.

4. Triangulasi Metodologi (Methodological Triangulation)

Pemeriksaan konsistensi temuan yang dihasilkan oleh metode pengumpulan data yang berbeda menyerupai penggabungan metode kualitatif dengan data kuantitatif atau melengkapi data wawancara dengan data observasi.

Hasil survei, wawancara dan observasi, sanggup dibandingkan untuk melihat apakah hasil temuan sama. Jika kesimpulan dari masing-masing metode sama, maka validitas ditegakkan.

Manfaat triangulasi ialah meningkatkan kepercayaan penelitian, membuat cara-cara inovatif memahami fenomena, mengungkap temuan unik, menantang atau mengintegrasikan teori dan memberi pemahaman yang lebih terang wacana masalah.

Kelemahan utama triangulasi yaitu memakan waktu. Mengumpulkan data bermacam-macam membutuhkan perencanaan lebih besar dan organisasi sumber yang tidak selalu tersedia. Kelemahan lainnya bias dan konflik kerangka teoritis.

  • Creswell, JW. (1998). Qualitative Inquiry and Research Design Choosing Among Five Traditions. Thousand Oaks, CA: Sage Publications.
  • Denzin, NK. (1978). Sociological Methods. New York: McGraw-Hill.
  • Milles, M.B. and Huberman, M.A. (1984). Qualitative Data Analysis. London: Sage Publication
  • Patton, M.Q. (2001). Qualitative Research and Evaluation Methods. Thousand Oaks, CA: Sage Publications.


Advertisement

Iklan Sidebar