Yang di maksud dengan olahraga renang yakni olahraga yang melombakan kecepatan atlet renang dalam berenang. Adapun Gaya renang yang diperlombakan dalam renang yakni gaya bebas, gaya kupu-kupu, gaya punggung, dan gaya dada. Perenang yang memenangkan lomba renang yakni perenang yang menuntaskan jarak lintasan tercepat. Pemenang babak penyisihan maju ke babak semifinal, dan pemenang semifinal maju ke babak final.
Peraturan perlombaan renang ditetapkan oleh tubuh dunia berjulukan Federasi Renang Internasional (FINA) sebagai induk organisasi renang dunia yang di bentuk pada tahun 1908. Sedangkan di Indonesia induk organisasinya yakni Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) yang di bentuk pada tanggal 21 Maret 1951 di Jakarta yang di ketuai oleh Prof. dr. Poerwo Soedarmo.
A. Sejarah Renang
Perlombaan berenang dimulai di Eropa sekitar tahun 1800. Sebagian besar perenang berenang dengan menggunakan gaya dada. Pada 1873, John Arthur Trudgen memperkenalkan gaya trudgen di lomba-lomba renang sehabis menggandakan renang gaya bebas suku Indian. Akibat ketidaksukaan orang Inggris terhadap gerakan renang yang memercikkan air ke sana ke mari, Trudgen mengganti gerakan kaki gaya bebas yang melecut ke atas dan ke bawah menjadi gerakan kaki gunting menyerupai renang gaya samping.
Renang menjadi salah satu cabang olahraga yang dilombakan semenjak Olimpiade Athena 1896. Nomor renang putri dilombakan semenjak Olimpiade Stockholm 1912. Pada 1902, Richard Cavill memperkenalkan renang gaya bebas. Federasi Renang Internasional dibuat pada 1908. Gaya kupu-kupu pertama kali dikembangkan pada tahun 1930-an. Pada awalnya, gaya kupu-kupu merupakan variasi gaya dada sebelum dianggap sebagai gaya renang tersendiri pada 1952.
Di Hindia Belanda, Perserikatan Berenang Bandung (Bandungse Zwembond) didirikan pada 1917. Pada tahun berikutnya didirikan Perserikatan Berenang Jawa Barat (West Java Zwembond), dan Perserikatan Berenang Jawa Timur (Oost Java Zwembond) didirikan pada 1927. Sejak itu pula perlombaan renang antardaerah mulai sering diadakan. Rekor dalam kejuaraan-kejuaraan tersebut juga dicatatkan sebagai rekor di Belanda.
Pada 1936, perenang Hindia Belanda berjulukan Pet Stam mencatat rekor 59,9 detik untuk nomor 100 meter gaya bebas di kolam renang Cihampelas Bandung. Pet Stam dikirim sebagai wakil Belanda di Olimpiade Berlin 1936. Persatuan Berenang Seluruh Indonesia didirikan 21 Maret 1951, dan sebagai anggota Federasi Renang Internasional semenjak tahun berikutnya. Perenang Indonesia ikut berlomba dalam Olimpiade Helsinki 1952.
B. Fasilitas dan Peralatan Renang
1. Kolam renang
Panjang kolam renang lintasan panjang yakni 50 m sementara lintasan pendek yakni 25 m. Dalam spesifikasi Federasi Renang Internasional untuk kolam ukuran Olimpiade ditetapkan panjang kolam 50 m dan lebar kolam 25 m. Kedalaman kolam minimum 1,35 meter, dimulai dari 1,0 m pertama lintasan sampai paling sedikit 6,0 m dihitung dari dinding kolam yang dilengkapi balok start. Kedalaman minimum di pecahan lainnya yakni 1,0 m.
2. Lintasan
Lebar lintasan paling sedikit 2,5 m dengan jarak paling sedikit 0,2 m di luar lintasan pertama dan lintasan terakhir. Masing-masing lintasan dipisahkan dengan tali lintasan yang sama panjang dengan panjang lintasan.
Tali lintasan terdiri dari rangkaian pelampung berukuran kecil pada seutas tali yang panjangnya sama dengan panjang lintasan. Pelampung pada tali lintasan sanggup berputar-putar kalau terkena gelombang air. Tali lintasan dibedakan berdasarkan warna: hijau untuk lintasan 1 dan 8, biru untuk lintasan 2, 3, 6, dan 7, dan kuning untuk lintasan 4 dan 5.
Perenang diletakkan di lintasan berdasarkan catatan waktu dalam babak penyisihan (heat). Di kolam berlintasan ganjil, perenang tercepat diunggulkan di lintasan paling tengah. Di kolam 8 lintasan, perenang tercepat ditempatkan di lintasan 4 (di lintasan 3 untuk kolam 6 lintasan).[3] Perenang-perenang dengan catatan waktu di bawahnya secara berurutan menempati lintasan 5, 3, 6, 2, 7, 1, dan 8.
3. Pengukur waktu
Dalam perlombaan internasional atau perlombaan yang penting, papan sentuh pengukur waktu otomatis dipasang di kedua sisi dinding kolam. Tebal papan sentuh ini hanya 1 cm.
Perenang mencatatkan waktunya di papan sentuh sewaktu pembalikan dan finis. Papan sentuh pengukur waktu produksi Omega mulai digunakan di Pan-American Games 1967 di Winnipeg, Kanada.
4. Balok start
Di setiap balok start terdapat pengeras bunyi untuk menyuarakan tembakan pistol start dan sensor pengukur waktu yang memulai catatan waktu saat perenang meloncat dari balok start.
Tinggi balok start antara 0,5 m sampai 0,75 dari permukaan air. Ukuran balok start yakni 0,5 x 0,5 m, dan di atasnya dilapisi materi antilicin. Kemiringan balok start tidak melebihi 10°.
C. Peraturan perlombaan dalam renang
Pada nomor renang gaya kupu-kupu, gaya dada, dan gaya bebas, perenang melaksanakan posisi start di atas balok start. Badan dibungkukkan ke arah air dengan lutut sedikit ditekuk.
Pada nomor gaya punggung, posisi start dilakukan di dalam air dengan tubuh menghadap ke dinding kolam. Kedua tangan memegang pegangan besi pada balok start, sementara kaki bertumpu di dinding kolam, dan kedua lutut ditekuk di antara kedua lengan. Posisi start gaya punggung juga digunakan oleh perenang pertama dalam gaya ganti estafet.
Wasit start memanggil para perenang dengan tiupan peluit panjang untuk naik ke atas balok start (bersiap di dalam air untuk gaya punggung dan gaya ganti estafet). Perenang berada dalam posisi start sehabis instruksi Siap (Take your marks dalam bahasa Inggris) diteriakkan oleh wasit start.
Start dinyatakan tidak sah kalau perenang meloncat dari balok start sebelum ada aba-aba. Hingga tembakan pistol start dimulai, tubuh perenang harus dalam keadaan diam.
D. Nomor – nomor yang di lombakan dalam cabang olahraga renang
Nomor yang di lombakan dalam cabang olahraga renang yakni Sebagai berikut:
No | Gaya Renang | Jarak | |
Putra | Putri | ||
1 | Gaya Bebas | 100 Meter 200 Meter 400 Meter 1500 Meter | 100 Meter 200 Meter 400 Meter 800 Meter |
2 | Gaya Dada | 100 Meter 200 Meter | 100 Meter 200 Meter |
3 | Gaya Kupu - Kupu | 100 Meter 200 Meter | 100 Meter 200 Meter |
4 | Gaya Punggung | 100 Meter 200 Meter | 100 Meter 200 Meter |
5 | Gaya Ganti Perorangann | 200 Meter 400 Meter | 200 Meter 400 Meter |
6 | Gaya Ganti Estafet | 4 x 100 Meter 4 x 200 Meter | 4 x 400 Meter |
Advertisement