Info Terbaru 2022

Langkah-Langkah Pembelajaran Scientific / Saintifik Dengan Pendekatan Ilmiah Pada Kurikulum 2013 : Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba, Dan Membentuk Jejaring

Langkah-Langkah Pembelajaran Scientific / Saintifik Dengan Pendekatan
Ilmiah Pada Kurikulum 2013 : Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba, Dan
Membentuk Jejaring
Langkah-Langkah Pembelajaran Scientific / Saintifik Dengan Pendekatan
Ilmiah Pada Kurikulum 2013 : Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba, Dan
Membentuk Jejaring
A. MENGAMATI (OBSERVING)

Metode mengamati / observasi mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini mempunyai keunggulan  tertentu, menyerupai menyajikan media obyek secara nyata, penerima didik bahagia dan tertantang, dan gampang pelaksanaannya. Dalam pelaksanaannya, proses mengamati memerlukan waktu persiapan yang usang dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan kalau tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.


Namun metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu penerima didik alasannya ialah penerima didik yang terlibat dalam proses mengamati akan sanggup menemukan fakta bahwa ada korelasi antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang dipakai oleh guru.


B. MENANYA (QUESTIONING)

Guru yang efektif bisa menginspirasi penerima didik untuk meningkatkan dan membuatkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya.

Pada ketika guru bertanya, pada ketika itu pula ia membimbing atau memandu penerima didiknya berguru dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan penerima didiknya, ketika itu pula ia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik

Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat tanya”, melainkan juga sanggup dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan jawaban verbal. Bentuk pertanyaan, misalnya: Apakah ciri-ciri norma hukum? Bentuk pernyataan, misalnya: Sebutkan ciri-ciri norma hukum!


3. MENALAR (ASSOCIATING)

Penalaran ialah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata emiris yang sanggup diobservasi untuk memperoleh final berupa pengetahuan.  

Penalaran dimaksud merupakan budi sehat ilmiah, meski penakaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. 

Aplikasi pengembangan acara pembelajaran untuk meningkatkan daya menalar penerima didik sanggup dilakukan dengan cara :
  1. Guru menyusun materi pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan tuntutan kurikulum.
  2. Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tugas utama guru ialah memberi instruksi singkat tapi terang dengan disertai contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi.
  3. Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau   hierarkis, dimulai dari yang sederhana (persyaratan rendah) hingga pada yang kompleks (persyaratan tinggi).
  4. Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang sanggup diukur dan diamati.
  5. Setiap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki.
  6. Perlu dilakukan pengulangan dan latihan biar sikap yang diinginkan sanggup menjadi kebiasaan atau pelaziman.
  7. Evaluasi atau penilaian didasari atas sikap yang faktual atau otentik.
  8. Guru mencatat semua kemajuan penerima didik untuk kemungkinan memperlihatkan tindakan pembelajaran perbaikan.


4. MENCOBA (EKSPERIMEN / EXPERIMENTING)

Untuk memperoleh hasil berguru yang faktual atau otentik, penerima didik harus mencoba atau melaksanakan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Pada mata pelajaran IPA, misalnya,peserta didik harus memahami konsep-konsep IPA dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. 

Peserta didik pun harus mempunyai keterampilan proses untuk membuatkan pengetahuan wacana alam sekitar, serta bisa memakai metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari. 

Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk membuatkan aneka macam ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang faktual untuk ini adalah: 

1.   menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar berdasarkan tuntutan kurikulum;
2.   mempelajari cara-cara penggunaan alat dan materi yang tersedia dan harus disediakan; 
3.   mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya; 
4.   melakukan dan mengamati percobaan; 
5.   mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data;
6.   menarik final atas hasil percobaan; 
7.   membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan.

Agar pelaksanaan percobaan sanggup berjalan lancar maka : 

1.   Guru hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yang akan dilaksanakan murid 
2.   Guru bersama murid mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan 
3.   Perlu memperhitungkan daerah dan waktu 
4.   Guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan murid 
5.   Guru membicarakan problem yanga akan yang akan dijadikan eksperimen 
6.   Membagi kertas kerja kepada murid
7.   Murid melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru, dan 
8.   Guru mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikan secara klasikal. 

5. MEMBENTUK JEJARING PEMBELAJARAN / PEMBELAJARAN KOLABORATIF (NETWORKING)

Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari sekadar sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup insan yang menempatkan dan memaknai kerjasama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja rupa untuk memudahkan perjuangan kolektif dalam rangka mencapai tujuan bersama. 

Untuk mengetahui definisi & teladan model pembelajaran kolaboratif Kurikulum 2013, serta langkah-langkah penerapan model pembelajaran Card Sort, Tim Siswa Kelompok Prestasi, Jigsaw, Group Investigation, CIRC, dan Inkuiri Dasar selengkapnya, silahkan baca pada artikel selanjutnya.

Demikian share singkat mengenai langkah-langkah pembelajaran pada implementasi kurikulum 2013. Semoga bermanfaat dan terimakasih.


Advertisement

Iklan Sidebar